Disini, saya tidak akan membicarakan pengertian persepsi panjang  lebar. Cukup dengan opini saya, saya akan sampaikan dengan kata-kata saya dan berasal dari pemikiran saya saat ini. Persepsi itu adalah sebuah pemahaman. Pemahaman atas sesuatu hal. Dengan persepsi kita akan menyalurkannya dalam berpikir, bertindak dan berekspresi dan hal-hal lainnya. Namun terkadang persepsi itu bisa salah dan bisa benar. Benar dan salahnya tergantung kebenaran yang ada. Kebenaran yang dimaksudkan adalah Haq dengan referensi pembeda Haq dan Kebatilan. Sebagai muslim, Haq yang kita percayai adalah segala sesuatu yang berasal dari Allah swt. Namun, sebagian besar orang saat ini lebih menyukai persepsi yang memposisikan kebenaran dari Hawa nafsunya. Kebenaran hal yang didapat dari hal-hal yang menurutnya saja yang benar dan setujuinya, anggapannya saja, bukannya merunut dari Penciptanya yang Maha Mengetahui atas ciptaan-Nya. Dengan persepsi yang merunut hawa nafsu maka pertentangan dan ketidakbaikan akan semakin menguak dan kedamaian batin tidak ada. Karena standar pemikiran mereka tidak jelas.
Sebagian besar manusia memang mengakui dirinya lemah, tapi merekapun menampakkan kesombongan mereka dengan mencemoh haq (kebenaran) dari Allah. Bukankah mereka itu lemah, makanya harus dibantu oleh Allah? Tapi bila dipikir lagi bagaimana ceritanya jikalau manusia yang mengakui dirinya kuat dan tidak butuh bantuan apapun dari Penciptanya… betul-betul kasihan, seumur hidupnya jikalau ia tak butuh bantuan dari  penciptanya, sama halnya ia tidak butuh bantuan dari ibunya untuk bertahan hidup sebagai manusia yang masih bertubuh lunak.
Begitu banyak ilmu dan pengetahuan yang tersebar dimuka bumi ini. Begitu banyak perbedaan yang ada diantara manusia. Begitu rumitnya untuk mendapat kebenaran untuk sebagaian besar orang. Begitu banyak pertentangan diantara mereka. Bahkan memaksakan kehendak mereka baik secara sadar maupun tidak sadar. Tapi, itulah namanya kehidupan. Semua tumbuh bersama-sama, namun jikalau mereka terdesak mereka akan saling memperebutkan senyawa kehidupan untuk tetap hidup sebagai referensi dari mempertahankan dirinya. Namun, apakah memang kehidupan harus sekeraas itu?
TIDAK!
Sang PEncipta telah memberi referensi kepada kita untuk terus hidup bersama, bertetangga, berkenal-kenalan dan saling menguatkan diri kita satu sama lainnya. Saling welas asih satu sama lain dan membantu. Hidup ini memang penuh cobaan, namun juga penuh kegembiraan didalamnya.  Untuk menggapai kehidupan yang lebih tepat adalah hidup seperti apa yang diperintahkan oleh sang PENCIPTA…
Menceritakan sesuatu yang umum adalah semua untuk semua… lebih baik daripada lebih detail…
Sabtu, 08 Mei 2010
Langganan:
Komentar (Atom)